Akibat Komunikasi Buruk Dalam Keluarga

Februari 21, 2018



Tau kan ya kasus  pembunuhan Yuyun? Seorang gadis 14 tahun yang diperkosa dan dibunuh oleh 14 orang ABG di Bengkulu. Kasus ini sampai mendatangkan psikolog ke rutan untuk mengulik kedalaman hati para pembunuh yuyun, mengingat mereka adalah remaja, masa depan bangsa, pelajar pulak yg sehari hari nya disekolah tempat orang orang terpelajar yang tidak sepatut nya melakukan perbuatan sekeji itu.

Ini lah kesimpulan jawaban dari tim psikolog “ 7 orang pembunuh Yuyun itu punya dendam dengan ibu nya karena komunikasi yang sangat buruk yang dibangun didalam keluarga”.

Pernah dengar kah kita tentang 12 gaya mendidik anak --yang sering disebut oleh Ibu Elly Risman seorang Psikolog- yang berujung pada ketidak harmonisan antara kita dan anak. Tidak ada kehangatan relasi antara orangtua dan anak.

hayuk di cek, jika masih terdapat gaya seperti dibawah ini, kita harus segera perbaiki pola pengasuhan kita:

1⃣Memerintah,
contoh: “Mama tidak mau dengar alasan kamu, sekarang masuk kamar dan bereskan kamarmu!”

2⃣Menyalahkan,
contoh: Ketika anak tidak bisa mengerjakan soal PRnya, ayah berkata, “Tuh kan. Itulah akibatnya kalau kamu tidak mendengarkan Ayah dan malas belajar”

3⃣Meremehkan,
contoh: “Masak pakai sepatu sendiri saja tidak bisa, bisanya apa dong Kak?”

4⃣Membandingkan,
contoh: “Kok kamu diminta naik ke panggung saja tidak mau sih Kak, tuh lihat Andi saja mau”

5⃣Memberi cap,
contoh:”Dasar anak bodoh, disuruh beli ini saja salah!”

6⃣Mengancam,
contoh: “Kalau kamu tidak mau makan lagi, kamu tidak akan dapat uang jajan selama seminggu!”

7⃣Menasehati,
contoh: “Makanya, kalau mau makan cuci tangannya dulu, nak… Tangan kan kotor banyak kumannya…”

8⃣Membohongi,
contoh: “Disuntik tidak sakit kok nak, seperti digigit semut aja kok”

9⃣Menghibur,
contoh: Ketika adik menemukan bahwa es krim nya dimakan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya, bunda berkata, “Sudah ya sayang, besok bunda belikan lagi es krimnya, lebih enak dari yang dimakan kakak tadi”


1⃣1⃣Mengeritik,
contoh: “Lihat tuh! Masak mengepel masih kotor dimana-mana begitu. Mengepelnya yang benar dong!”

1⃣2⃣Menganalisa,
contoh: “Kalau begitu, yang mengambil bukumu bukan temanmu, mungkin kamu tinggalkan di tempat lain…”


Nah Bund, itu adalah kasus si yuyun dan masih banyak kasus lain dengan latar belakang yang sama yaitu komunikasi yang sangat buruk sehingga menyebabkan kantong jiwa anak yang kosong yg terus menerus di isi dengan cacian,makian,membeda bedakan, ect dan tragis itu semua yg melakukan nya adalah orang terdekat Ibu,Ayah,Nenek,Kakek,Orang sekitar.

Banyak Bund, orang tua yang menjadi orang tua bawaan, yah jadi orang tua karena punya anak-anak aja ilmu jadi orang tua nya juga bawaan, iya bawaan dari ibu dan bapak nya sebelum nya. Klo bapak nya keras dia juga akan keras ke anak nya, kalo ibu nya suka ngomel dari alif sampe hamzah ya, nah gtu juga dia ke anak nya. Dan terusssss akan seperti ini sistem nya tanpa mau belajar ilmu jadi orang tua. Padahal waktu bergerak maju terus pantang mundur. Anak dahulu ga sama dengan anak sekarang, teknologi terus meluncur dengan cepat, sedangkan adab merosot mundur.

Masih kah kita ga ambil peduli Bund??, untuk membesarkan seorang anak memang hanya cukup dilakukan oleh satu orang, tapi untuk mendidik seorang anak dibutuhkan satu kampung. Bergerak dengan mengadakan perubahan pada diri sendiri dulu Bund, walaupun amat sulit, tapi yakinlah Allah tidak akan menyianyiakan proses yang kita jalani.

Teman saya yang satu ini amat sangat sabarrr sama anak -anak nya, bisa dicek blog nya untuk mengetahui kegiatan apa aja yang dilakukan mbak Una dan para bocil nya.

You Might Also Like

3 komentar

  1. wah.. ada beberapa di antara 12 pola itu yang masih juga saya terapkan. harus diperbaiki nii...

    BalasHapus
  2. makasih mbak.....semoga bisa mempraktekkan dalam kehidupan saya sehari2

    BalasHapus
  3. PR besar buat saya dan suami nih mbak

    BalasHapus