Saya minta maaf dg Zaltan 2 tahun 7 bulan umur nya saat ini, dan saya mengenang masa mengandung nya.
Sebulan pasca berhenti bekerja saya hamil anak kedua saya ini, ini masa krisis, mulai dari krisis keuangan, krisis percaya diri, krisis kepercayaan. Berbagai krisis ini berakibat buruk pada mood saya, selalu menyalahkan keadaan saat itu. Berkata pada bayi dalam kandungan " buat apa kamu hadir sekarang, aku sedang tidak membutuhkan mu saat ini!!!" Sambil mendorong dorong perut saya dg tangan sendiri. ( Ibu macam apa ini ) . Dan itu berlangsung selama saya mengandung. Tidak ada orng yg tau, baik suami, orng tua, apa lagi teman. Saya merasa percuma untuk memberi tahu keadaan perasaan saya pada semua orng, akhhh mereka cuma akan menasehati, atau bahkan mencibir, saya tidak butuh itu.
Tidak ada susu hamil untuk saya minum, atau berbagai vitamin mahal seperti saat mengandung anak pertama saya. Memang waktu hamil anak pertama status masih menjadi karyawan dg fasilitas kesehatan kelas I jadi sungguh jelas bagi saya perbedaan nya. Juga tidak ada acara selamatan empat bulanan atau tujuh bulanan pada saat hamil kedua ini, keuangan kami minus, saya belum bisa mengatur keuangan dari satu sumber dana saja. Ohhhh betapa labil nya saya saat itu.
Cuma tangis saat berdoa jadi pegangan saya. Bahkan dalam berdoa pun saya belum bisa melepaskan labil perasaan itu, masih selalu menyalahkan semua keadaan yg menimpa saya.
Bukan hanya pada anak dalam kandungan ini saya kesal pada anak pertama pun saya marah, pantang saya melihat kelakuan gadis satu tahunan saat itu usia nya yg tidak saya suka, saya langsung marah. Akibat nya dia menjauh dari saya, dia nempel nenek nya saja yg buat dia aman waktu itu. Perihhh sekali mengenang ini, hati saya seperti tertimpa benda tajam yg dihunuskan dalam.
Waktu lahir pun tiba, karena Rumah Sakit tempat saya lahir tidak menyatukan ruangan Ibu dan Anak nya , dan melahirkan melalui proses SC saya belum berjumpa anak yg baru saya lahirkan juga belum memberi nya ASI. Tapi tidak ada perasaan penasaran seperti apa wajah nya juga tidak ada rasa kangen mau berjumpa.
Tiga hari di RS saya pun dibolehkan pulang sekaligus membawa baby nya. Sampai dirumah, saya menyusui nya, melihat wajah nya polos sekali, menggenggam jari jemari kecil nya, merasakan badan kecil nya bergerak gerak lembut di pangkuan. Akhhhh kemana akal saya saat mengandung nya,,anak ini diberi kesempatan hidup dari Penciptanya, kenapa saya yg sewot atas kehadirannya di rahim ini?. Bukan ayat al quran yg diperdengarkan malah marah & kesal disertai deretan omongan yg bahkan orang tua pun akan marah kalau mendengar saya ngedumel saat hamil.
Perasaan kesal dan marah selama mengandung nya itu hilang perlahan hanyut terbawa aliran keindahan penciptaan dari Sebaik baik Pencipta.
Permohonan maaf saya bisikan ditelinga nya setiap anak anak mau tidur, saya mengakui kesalahan saya, saya berusaha memperbaiki keadaan hati.
Bila kalian besar nanti dan membaca sedikit cerita buruk ini tentang Bunda mu ini, walaupun sebenar nya lebih banyak lagi cerita buruk yg tidak bisa Bunda ceritakan, Bunda mohon dimaafkan.
Semoga Allah selalu menjaga kalian dengan sebaik baik penjagaan Nya.
Terimakasih banyak pada Bunda July sudah tanpa sengaja "memaksa" saya untuk mengenang kejahiliyahan saya pada waktu itu, semoga bisa diambil ibroh dari cerita saya ini.