The Stolen Time

November 15, 2017


Baca novel , sesekali menyeruput moccacino terkadang tenggelam dalam cerita novel yg dibaca berujung pada baper, mencocok cocokan situasi novel dengan kehidupan real. "Nah ini gue banget nih ceritanya". Ada kala nya menguji cinta suami ala ala novel. Begini :

Saya : Kamu sayang ga sama saya?

Suami : Sayang, kalau ga sayang ga mungkin ku pinang kau dg bismilah,,

Saya: cieeeee ( kata andalan penutup malu ini)
Saya : Kalau saya ngambek trus minggat ke seberang lautan, kamu gimana?

Suami : kalau kamu diseberang lautan saya jemput walaupun harus menerjang ombak

Saya : mesem mesem
Saya : kalo minggat nya di pegunungan gmna?

Suami : Rela saya mendaki gunung, walaupun resiko harus di makan harimau.

Saya : ( udah yakin banget kalo suami beneran cinta)
Saya : kemaren waktu saya minta jemput di gym kok ga jemput.

Suami : gerimis

Saya : ( pingsan )

Ini "me time " saya dg suami, saat masih belum punya anak-anak. Sekarang saya kalau mau me time mesti curi curi waktu, wouuuaahh andai saja curi waktu me time ini adalah tindakan pidana, pasti saya udah keluar masuk penjara hahahhaha....

Bukan lagi hang out bareng mentemen, atau ladies day di spa, shopping cuma gandeng barang belanjaan, bebas nawar sape sekarat penjual nya karena waktu untuk tawar menawar begitu panjang.

Setelah beranak pinak, me time bukan lagi tentang about me, tapi tentang saya suami juga anak-anak. Jenuh di awal seperti nya sudah cerita klasik bagi saya setidak nya saat melepas satu per satu deretan kegiatan kesenangan yg hanya unt diri sendiri, but now i can handle them it all. Jangan tanya gimana cara saya handle semua ini. Itu rumit lebih rumit dari pertanyaan berapa jarak umur antara warna biru muda dan biru tua?.

Sekarang, sleeping time anak-anak adalah me time buat saya. Apa yg dilakukan? Beragam. Dari menyapu sambil sesekali liat gadget, cuci piring sambil denger video offline, nyetrika sambil  menghayal yg bukan bukan ehhh. Dan kalau pekerjaan domestik sudah beres, saya mantep pegang gadget unt cari info yg sedang dibutuhkan.Tapi ini lebih menyenangkan dan aman dari pada saya harus me time sendiri diluaran tanpa para bocah. Sering kepikiran kalau jauh jauh dari mereka.

Terdengar timpang kah cara saya mengisi me time pada saat belum punya bocahS dan sudah punya bocahS ??
Setimpang keadaan Cindralella pada saat jadi putri semalam dan upik abu. Hehehe..

No Sacrifice No Victory ( tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan) . Lelah menemani para bocah sekarang adalah pengorbanan untuk kemenangan meraih waktu lapang disaat usia mereka beranjak besar dg minimal permasalahan remaja. Lelah ini adalah ikhtiar saya unt PDKTan sama nak anak, agar saya suami dan anak2 saling mengenal dan percaya. Lelah ini adalah untuk menyakinkan para penghuni rumah bahwa pulang adalah opsi utama jika ada masalah diluaran.

"Barangsiapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6)

Oks jamaah blog keep your pray 5 times a day. Muachhhh with love and big hug.

Ehhh btw saya lagi nyari info tentang child maltreatment ketemu blog nya mbk Ovie alhamdulillah. Mentemen yg lagi cari info yg sama dengan saya, kepoin aja blog nya beliau.

You Might Also Like

0 komentar