Anak kita Suka Membaca atau Bisa Membaca (?)

Januari 11, 2019


Ilustrasi pohon literasi, pic by google

Saya berfikiran kolot kalau Bisa Membaca itu perlu diajarkan. Bagaimana saya tidak berfikir seperti itu? Bayangkan saja banyak sekali orangtua yang memasukkan anak nya les CaLisTung di usia mereka yang masih umur 3 tahunan. Dengan alasan bahwa akan sulit masuk sekolah SD kalau belum bisa Membaca. Padahal kegiatan membaca ini bukan hanya butuh kata Bisa tapi juga butuh kata Suka.  Qodarullah,  setelah banyak belajar dan banyak mendengarkan pengalaman para orangtua yang membuat anak nya sealami mungkin untuk dapat membaca dan menulis bahwa BISA  membaca dan menulis itu tidak perlu kita ajarkan bahkan tidak perlu sampai memasukkan anak ke Bimbel atau les.

Apa yang harus orangtu lakukan?? Yang perlu kita stimulus adalah bagaimana orangtua bisa membuat anak suka dengan kegiatan membaca. Dalam Al Quran, membaca adalah perintah pertama sebelum perintah yang lain turun. Arti nya kegiatan ini harus kita lakukan dengan suka, karena termasuk perintah Allah. Tapi faktanya adalah minat membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen menurut survey dari UNESCO.  Hihihihi miris kan. Padahal tujuan  membaca adalah agar lebih mengenal Sang Pencipta. Karena membaca akan lebih membuat anak-anak kita mengenal “siapakah dirinya”, maka disitulah dia mengenal siapa Tuhannya.

Ada beberapa tahapan agar kita dapat membuat anak-anak kita suka membaca, yaitu tahapan keterampilan berbahasa. Tahapan-tahapan  ini perlu dilalui oleh anak adalah :

Keterampilan Mendengarkan (listening skill)

Mendengarkan bukan hanya sekedar menggunakan indra pendengaran tapi juga menggunakan hati yang sering kita sebut dengan menyimak. Kesel kan kita sebagai orangtua kalau anak hanya mendengarkan apa yang kita bicarakan tanpa menyimak dan melakukan apa yang kita bicarakan. Jika kita berbicara pada anak dan responnya hanya terpental mental, tidak nyangkut sama sekali diotak anak hanya menunaikan wajib mendengarkan aja biar ga kena marah. Itu yang harus introspeksi adalah kita orangtua nya. Yuukk tanyakan pada diri kita, apakah kita sudah melatih nya untuk terampil mendengarkan?.

Bagaimana cara melatihnya :

·   🌻 Sering-seringlah berkomunikasi dengan anak, bahkan mulai dari kandungan sampai  mereka lahir dan mengeluarkan kata-kata dari mulut kecilnya.
·  🌻 Buatlah berbagai forum keluarga untuk memperbanyak kesempatan anak mendengarkan berbagai ragam komunikasi orang dewasa disekitarnya. Forum keluarga diharapkan lebih baik berbahasa nya, tidak dianjurkan untuk Ghibah atau menggunjing didepan anak.
·   🌻  Bacakan buku-buku atau bisa dengan membaca bersama anak dan mendiskusikan hasil bacaan jika anak sudah mampu berdiskusi


Keterampilan Berbicara (Speaking Skill)

Jika anak sudah bisa mendengarkan (menyimak) komunikasi orang dewasa disekitarnya dengan baik, pasti Bisa Berbicara dengan baik. Banyak yang bisa berbicara tapi tidak bisa mengungkapkan gagasan nya dengan baik, ini pun saya rasakan pada diri saya sendiri.hwhwhwh. kalau diminta menuangkan gagasan perasaan mandek di otak tidak lancar jalan ke mulut. Nah yang begini cukup berhenti disaya, jangan sampai turun temurun ke anak-anak. Karena mereka akan menghadapi zaman yang berbeda dengan ibunya. Saya ga mau anak-anak tergerus oleh zaman tanpa menghasilkan pemikiran apapun, karya apa pun.

Yuukk Bund, bantu anak-anak terampil berbicara dengan :

·         🌻Ditahap ini anak belajar berbicara, kita sebagai orangtua dewasa belajar mendengarkan. Beri waktu kita sebanyak mungkin untuk mendengarkan Suara Anak. Jangan hanya terjebak oleh kegiatan rutin rumahan : masak dan beres-beres.
·        🌻 Jadilah mendengar yang baik,disaat anak ingin membacakan buku untuk kita, walaupun itu karangan mereka beraasarkan gambar, apresiasi mereka, jangan pelit pujian.
·        🌻 Ajak anak bersilaturahmi sesering mungkin, untuk mengasah keterampilan mendengar dan berbicara nya. Ingat yang didengar adalah omongan baik, jika ada yang nyeleneh segera perbaiki dengan cara yang baik. Jangan heboh, pake mau kasi cabe segala kalau anak berbicara atau mendengar yang kurang baik. Tobat akuuuhhh.

Mendengarkan dan berbicara adalah tahap yang sering dilewatkan orangtua dalam menstimulasi anak-anaknya agar suka membaca. Sehingga ini mengakibatkan anak yang Bisa Membaca, belum tentu terampil mendengarkan dan berbicara dengan baik.


Keterampilan membaca ( reading skill)

Tidak perlu di gegas untuk bisa membaca, stimulus saja untuk suka membaca dan fokus pada dua tahapan sebelumnya yaitu mendengar dan berbicara dengan baik. Anak yang Bisa Berbicara dengan baik, pasti akan Bisa Membaca dengan baik.

Tahapan untuk bisa membaca dengan baik, yaitu :

🌻 Tempelkan tulisan-tulisan & gambar-gambar yang jelas dan besar disekitar rumah, terurama tempat-tempat yang disinggahi anak.
🌻 Tempelkan tulisan pada benda yang ada, misal nya : tempelkan tulisan televisi pada pesawat televisi
🌻 Membaca bersama keluarga
🌻 Ajak anak ke event yang berkaitan dengan buku
🌻 Dukung hobi anak dan sangkut pautkan dengan buku,misal: buku tentang alat berat untuk anak yang hobi dengan alat berat, buku tentang masakan untuk anak yang hobi nya memasak
🌻 Budaya baca bisa tumbuh diruang keluarga yang serba ada.  Ada buku-buku yang mudah diambil anak,hasil karya anak,mainan anak yg ada diruang tsb.
🌻 Ajak anak memilih buku nya sendiri dengan bimbingan orangtua
🌻 Contohkan kebiasaan suka membaca dengan konsisten
🌻 Buatlah pohon literasi membaca, setiap anak dan kita selesai membaca tempelkan kertas pada pohon tsb.


Keterampilan Menulis ( writing skill)

Banyak dari kita yang bisa membaca, tapi sangat sedikit yang dapat menghasilkan karya dalam bentuk tulisan. Susah menuangkan gagasan yang kita baca, yang kita pelajari dalam bentuk tulisan. Nah ini karena membaca ganya sekedar bisa, bukan suka membaca. Anak yang Bisa Membaca dengan baik pasti akan Bisa Menulis dengan baik.

Apa saja tahapan anak agar suka menulis :

🌻 Fasilitasi anak menuangkan gagasan nya dalam bentuk tulisan
🌻 Beri kesempatan dan dorong anak untuk menulis apapun yang dia lihat, didengar, dipegang dll.
🌻 Buatlah jurnal rasa ingin tahu anak boleh dari kertas bekas atau apapun yang bisa ditulis. Ijinkan anak setiap hari menulis apa yang dia alami, apa yang menmunculkan rasa ingin tahu nya didalam buku itu.
🌻 Saat anak belajar menulia, hiaraukan tanda baca, huruf besar kecil atau apapun yang menyangkut teknis menulis. Ini akan diajarkan bertahap pada saat anak suka menulis.

Bund setiap kita mengajar, maka Allah akan menambah pemahaman kita dari apa yang kita ajarkan. Ajarkan yang baik-baik , tuliskan yang baik-baik, berkata dan berprilaku yang baik-baik. Karena Allah Berfirman “ setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan “.

Sumber bacaan :
Materi Bunda Sayang “ menstimulus anak suka membaca”.





You Might Also Like

0 komentar